Bagiin-fo.blogspot.co.id - Teroris itu memang gila. Tapi lebih gila lagi Polisi Indonesia.
Buktinya, hanya berbekal tampilan modis mereka menerjang teroris yang akhirnya dapat dilumpuhkan. Sesudahnya pun Polri tampaknya lebih menggila daripada teroris. Beritateratas.com mencatat Jumat ( 15/1 ) Polri obrak - abrik semua tempat persembunyian teroris, dan seorang tangan kanan Santoso, di tembak MATI!!
Berikut kami rangkaikan aksi penggrebekan Polri buat pembaca:
1. Penggrebekan Teroris di Balikpapan
Terduga teroris yang ditangkap Densus 88 antiteror Polri, Jumat (15/1) dinihari tadi, di Perumahan HER 1 Jl Swadaya 1, Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, belakangan diketahui bernama Fajrun (40), adalah warga pendatang asal Ambon. Perilaku keseharianya juga tidak begitu akrab dengan warga sekitar.
"Setahu warga dia asal Ambon, baru-baru saja tinggal di rumah itu. Rumah itu rumah mertuanya, Pak Jamal," kata Zulkarnain, salah seorang warga sekitar lokasi kejadian, saat dihubungi merdeka.com, Jumat (15/1) malam.
Dalam pengamatan di lapangan, menurut Zulkarnain, Densus 88 tidak hanya membawa Fajrun, melainkan juga istrinya. Keterkejutan warga semakin menjadi-jadi, ketika melihat pasukan elit Polri berpakaian hitam-hitam dan bersenjata lengkap itu, mengeluarkan dan membawa sejumlah barang dari dalam rumah.
"Yang saya tahu terbatas ya, juga dari warga, ada urea juga ada paku dan komputer tablet. Nah, itu yang buat kami kaget. Kalau benar barang-barang itu, buat apa ya?" ujar Zulkarnain heran.
Sebagaimana dilansir dari merdeka.com dari sumber di kepolisian, Fajrun dan istrinya, dibawa ke Markas Brimob Polda Kalimantan Timur, untuk selanjutnya menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Rencananya pun dia akan dibawa ke Jakarta.
Upaya untuk melakukan konfirmasi sekaligus menggali keterangan lebih jauh di Polda Kalimantan Timur, belum berhasil didapat. Mengingat, terduga teroris itu berada dalam penanganan Mabes Polri.
"Tidak ada (info terbaru) karena langsung ditangani Densus 88," kata Kabid Humas Polda Kalimantan Timur, Kombes Pol Fajar Setiawan, dikonfirmasi terpisah.
Diketahui, penangkapan terduga teroris di Balikpapan, juga telah dibenarkan Kapolda Kalimantan Timur Irjen Pol Safaruddin. Dia menerangkan, Densus 88 antiteror telah menangkap seorang warga terduga teroris di perumahan itu. Sejumlah barang bukti pun dibawa kepolisian saat meninggalkan lokasi menuju markas komando Brimob Polda Kaltim.
"Saat penangkapan, tidak melakukan perlawanan dan ditemukan barang bukti di antaranya peluru tajam, (pupuk) urea dan mesiu," kata Safaruddin.
2. Penggrebekan Teroris di Bekasi
Penggrebekan teroris di Bekasi yang bertugas merakit bom |
Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap dua terduga teroris dari rumah kontrakan di Kepala Dua, Kelurahan Pedurenan, Kecamatan Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jumat (15/1/2016).
Menurut Ketua RT setempat, Nemit Santoso, kedua orang itu dibawa polisi sekitar pukul 14.30 WIB. Nemit mengatakan keduanya baru menempati rumah kontrakan itu sekitar dua pekan lalu.
"Saya belum tahu identitasnya, karena dia belum laporan. Setiap didatangi rumahnya sepi," ujar Nemit di lokasi pada Jumat (15/1) petang.
Nemit menjelaskan, dalam penangkapan itu petugas hanya membawa dua pelaku. Sementara petugas tidak membawa sejumlah dokumen atau barang dari rumah kontrakan tersebut.
Seorang warga sekitar mengatakan, kedua orang yang dibawa Densus 88 itu berperawakan kurus dan berusia antara 25 tahun - 30 tahun.
Sepengetahuan dia, keduanya tidak pernah keluar rumah dan cenderung menutup diri. "Orangnya tak pernah bersosialisasi dan keluar begitu saja," ujar perempuan berusia 64 tahun itu.
SM (31), istri terduga pelaku teror berinisial MA, menceritakan, sebelum kejadian suaminya tidak menunjukkan tanda-tanda mencurigakan. Dia mengaku, suaminya juga tidak pernah bicara yang aneh-aneh sebelum kejadian.
"Enggak bilang apa-apa, biasa saja ya namanya orang mau kerja gimana sih jalan saja. Sudah saya siapin sarapan, langsung jalan abis sarapan," ujar SM di rumahnya, Jakarta Barat, Jumat (15/1).
Dia memastikan suaminya menjadi salah satu korban tewas saat aksi teror di Sarinah. SM mengenali suaminya dari pakaian yang dikenakan sesaat sebelum berangkat. Hanya saja yang membedakan adalah rompi yang dikenakan suaminya.
"Saya tahunya tadi siang pas pulang dari rumah sakit yakin dari baju birunya. Itu kan dia berangkat dari rumah jam 08.00 pakai baju biru. Saya mengenali tuh baju biru, cuma kan dari rumah enggak pakai rompi tapi yang diliatin adik saya pakai rompi, pakai topi. Dari rumah enggak pakai topi," jelasnya.
SM tidak menaruh curiga apapun atas aktivitas suaminya. Termasuk ikut pengajian. Apalagi suaminya tidak terlalu sering ikut pengajian. "Kalau ngaji ya cuma yang terdekat sini saja. Ya seminggu sekali gitu kalau subuh," katanya.
Tidak jarang teman-teman suaminya datang ke rumah. Namun SM mengaku tidak pernah mengetahui apa yang dibicarakan. "Kalaupun ada temannya, saya enggak pernah lihat soalnya saya di dalam saja," katanya.
3. Penggrebekan Teroris di Tegal
Penggrebekan teroris di Tegal |
Empat orang terduga teroris dikabarkan ditangkap Densus 88 di Desa Langgen RT 6 RW 2 Kecamatan Talang Kabupaten Tegal, Jumat (15/1) sore. Informasi yang beredar di sekitar lokasi penangkapan, ketiganya bukan warga setempat melainkan warga dari Kabupaten Pemalang.
Kepala Polres Tegal AKBP H R Wibowo mengatakan bahwa polisi masih melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan memeriksa para terduga teroris.
"Memang ada penangkapan terduga teroris oleh Densus 88," katanya seperti dilansir Antara di Tegal, Jumat (15/1).
Penangkapan terhadap para terduga teroris yang secara mendadak ini sempat mengejutkan warga setempat yang berada tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Saat penangkapan, para terduga teroris tidak melakukan perlawanan.
Usai digerebek, para teroris langsung dibawa ke Markas Kepolisian Resor Tegal untuk menjalani pemeriksaan.
"Memang ada penangkapan terduga teroris oleh Densus 88," katanya seperti dilansir Antara di Tegal, Jumat (15/1).
Penangkapan terhadap para terduga teroris yang secara mendadak ini sempat mengejutkan warga setempat yang berada tidak jauh dari tempat tinggal mereka. Saat penangkapan, para terduga teroris tidak melakukan perlawanan.
Usai digerebek, para teroris langsung dibawa ke Markas Kepolisian Resor Tegal untuk menjalani pemeriksaan.
4. Tembak mati anak buah Santoso di Poso
Anak buah gembong teroris wilayah timur Indonesia Santoso alias Abu Wardah, ditembak mati polisi, Jumat (15/1) pagi.
Terduga teroris itu tewas saat baku tembak kurang lebih tiga jam di Pegunungan Tinobe, Desa Taunca, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.
"Tadi pagi kami lakukan penindakan di Poso dan bisa menembak mati satu anggota Santoso," kata Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, Jumat (15/1).
Haiti mengaku belum mengetahui siapa nama terduga teroris itu. "Belum, (jenazahnya) masih dibawa turun dari pegunungan," tegasnya.
Haiti menjelaskan, di Sulteng ini merupakan operasi tersendiri. Operasi itu bernama Tinombala. Menurutnya, Tinombala menggantikan Operasi Camar Maleo yang sudah disetop awal Januari 2016 lalu.
"Selain Camar Maleo, kami lakukan operasi lagi untuk pengejaran kelompok Santoso," tegas jenderal bintang empat jebolan Akademi Kepolisian 1982, itu.
Kelompok Santoso memang terkait dengan jaringan ISIS. Bahkan, Santoso sudah mendeklarasikan diri sebagai bagian dari ISIS. "Santoso juga ISIS," tegas mantan Kapolda Sulteng, ini.
0 Response to "Bikin Teror di Sarinah 10 Menit, Polri Menggila!! Sarang Teroris Diobrak Abrik, 1 Ditembak Mati!!"
Posting Komentar