Beritateratas.com - Dermawan Salihin, ayah Wayan Mirna Salihin (27), sempat menolak jenazah putrinya diotopsi kepolisian lantaran tewas tidak wajar usai minum kopi di salah satu cafe di mal.
Namun, karena mencurigai ada yang tidak beres dengan kematian putrinya, akhirnya Dermawan mengizinkan otopsi tersebut.
Izin Darmawan diperoleh setelah pada Sabtu (9/1/2016) malam, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti, Kabid Dokkes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak, dan Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan menyambangi rumah duka Dharmais, Jakarta Barat.
Mereka membujuk Dermawan agar mengizinkan jenazah putrinya diotopsi. Agar penyebab kematian dapat diketahui dan demi kepentingan penyidikan.
"Anak saya ada yang jahatin, saya pikir ini crime dan polisi bilang butuh otopsi," kata Dermawan saat ditemui Minggu (10/1/2016) di Rumah Duka Dharmais, Jakarta Barat.
Dermawan pun mengikuti proses otopsi hingga pukul 03.00 WIB. Setelah selesai, baru jenazah Mirna dimakamkan di Bogor, Jawa Barat, pada Minggu (10/1/2015).
"Akhirnya saya relakan diotopsi. Katanya sih hasilnya lumayan. Saya sebagai orangtua tidak boleh banyak tahu," kata dia.
Dermawan pun menyerahkan penyidikan kasus ini sepenuhnya kepada para penegak hukum.
Ia juga mengucapkan banyak terima kasih pada seluruh WNI dan WNA yang sudah bersimpati dalam kasus ini.
"Peristiwa ini diangkat di media sosial dan ini baru pertama kali terjadi, bahkan sampai ramai di luar negeri," ungkapnya.
Pada awalnya, Dermawan mengaku menolak otopsi karena lantaran tidak tega. Sebab, bagian tubuh putrinya akan dibongkar.
"Saya awalnya enggak tega, kan kalau otopsi di buka-buka. Tapi polisi dan dokter jelaskan dan meyakinkan saya tubuh anak saya tidak dirusak," ujarnya.
Pihak kepolisian hanya melakukan otopsi terhadap bagian tubuh anaknya yang dibutuhkan saja. "Saya tidak boleh liat, tapi saya tetap di RS Polri," imbuh dia.
Hal yang sama juga diutarakan Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak ia mengaku memberikan pengertian kepada pihak keluarga.
"Betul kami sudah bisa otopsi. Kami beri penjelasan kalau otopsi tidak perlu waktu lama, kami cuma perlu periksa lambung dan hatinya, keluarga akhirnya mengizinkan," katanya.
Setelah memeriksa lambung dan hati Mirna, polisi mendapati adanya zat yang bersifat korosif di dua organ tersebut.
"Ada kandungan zat yang menyebabkan keracunan. Sifat zat tersebut asam. Kemungkinan besar meninggal karena keracunan," tutur Musyafak.
Saat ditanya kemungkinan adanya kandungan zat serupa di lambung dan hati Mirna dengan di es kopi Vietnam yang dipesan, Musyafak mengungkapkan, ia masih harus menunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor Polri yang rencananya akan selesai pada pekan depan.
Pihak kepolisian hanya melakukan otopsi terhadap bagian tubuh anaknya yang dibutuhkan saja. "Saya tidak boleh liat, tapi saya tetap di RS Polri," imbuh dia.
Hal yang sama juga diutarakan Kabid Dokkes Polda Metro Jaya, Kombes Musyafak ia mengaku memberikan pengertian kepada pihak keluarga.
"Betul kami sudah bisa otopsi. Kami beri penjelasan kalau otopsi tidak perlu waktu lama, kami cuma perlu periksa lambung dan hatinya, keluarga akhirnya mengizinkan," katanya.
Setelah memeriksa lambung dan hati Mirna, polisi mendapati adanya zat yang bersifat korosif di dua organ tersebut.
"Ada kandungan zat yang menyebabkan keracunan. Sifat zat tersebut asam. Kemungkinan besar meninggal karena keracunan," tutur Musyafak.
Saat ditanya kemungkinan adanya kandungan zat serupa di lambung dan hati Mirna dengan di es kopi Vietnam yang dipesan, Musyafak mengungkapkan, ia masih harus menunggu hasil pemeriksaan dari Puslabfor Polri yang rencananya akan selesai pada pekan depan.
Source: Merdeka.com
0 Response to "Curhatan Perih Ayah Mirna Yang Kehilangan Putrinya"
Posting Komentar